Untuk pertama kalinya di Indonesia, unsur fashion dan teknologi dipadankan menjadi 10 koleksi "busana pintar" karya desainer lokal.
Inisiasi tersebut muncul dari Intel Indonesia sebagai penyedia teknologi bertajuk "Intel Edison". Kemudian Intel mengajak desainer kawakan Rinaldy A. Yunardi, atau kerap disapa YungYung, untuk mengeksekusi ide tersebut.
Adapun perusahaan system Integrator PT Lattice Teknologi Mandiri (LTM) dilibatkan sebagai pihak yang mengintegrasikan teknologi Intel ke busana-busana pintar rancangan YungYung.
Untuk koleksinya kali ini, YungYung memilih tema "The Lady Warrior". Ia ingin menunjukkan keperkasaan perempuan dalam balutan modernitas teknologi.
Busana-busana tersebut memiliki penutup wajah berupa kacamata yang bisa mengeluarkan lampu grafik. Satu dari sepuluh busana tersebut, yang merupakan busana utama, bisa digerakkan otomatis dengan pengontrolan secara mobile melalui website.
"Dari model dan material yang saya gunakan, semuanya merefleksikan filosofi perempuan yang kuat dalam menghadapi segala tantangan hidup," kata YungYung, Kamis (11/5/2015), saat ditemui di "Gallery Rinaldy A. Yanuardi", Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut Marketing Director Intel Indonesia Rini Hasbi, "The Lady Warrior" merupakan batu pijakan bagi Intel Indonesia untuk melakukan inovasi-inovasi teknologi di masa depan.
Sebab, di negara-negara maju, inovasi teknologi sudah berkembang kian masif. Perannya tak hanya dalam sektor fesyen, namun juga di segala sektor kehidupan manusia sehari-hari.
Rini tak ingin Indonesia melulu menjadi "pemain susulan". Untuk itu, kata Rini, Intel Indonesia bakal mengejar berbagai ketinggalan untuk mewujudkan penerapan teknologi yang lebih mumpuni di tanah air.
"Karya ini merupakan pembuktian bahwa Indonesia bisa. Karya-karya YungYung sangat Indonesia sekali. Ke depan, tak menutup kemungkinan akan ada produk-produk fesyen berteknologi tinggi yang ready-to-wear" kata dia.
Untuk sementara, "The Lady Warrior" memang tak dijual komersil. Sebab, visinya semata-mata untuk memamerkan penggabungan karya seni fesyen dengan teknologi.
Model dan bahan yang digunakan pun tak cocok digunakan sebagai busana sehari-hari. Namun, ke depan YungYung dan Intel siap berkolaborasi kembali untuk meluncurkan produk-produk fesyen siap pakai.
"Misalnya nanti mahkota pengantin YungYung disematkan teknologi Intel agar bisa memotret para tamu undangan. Semua ide mungkin untuk diwujudkan," Rini menjelaskan.
CEO LTM Martin Kunardi mengakui bahwa integrasi Intel Edison ke dalam "The Lady Warrior" cukup menantang. Sebab, penggodokannya dilakukan dalam kurun waktu dua bulan.
"Awalnya saya lihat sketsa-sketsa YungYung. Lalu saya berpikir bagaimana cara membuka-tutup otomatis hiasan punggung busana itu. Tapi dengan Intel Edison, hal tersebut bisa terwujud dalam waktu singkat," Martin menjelaskan.
Diketahui, Intel Edison adalah sebuah modul dengan hardware yang memungkinkan inovasi teknologi secara lebih bebas. Ukuran prosesornya sebesar perangko dengan dilengkapi Wi-Fi, BlueTooth dan sistem operasi untuk pengembangan produk.
Sumber : kompas.com