Inventory turnover atau perputaran
persediaan adalah rasio keuangan yang mengukur berapa kali persediaan
perusahaan habis terjual dalam periode tertentu. Dalam industri manufaktur,
inventory turnover sangat penting karena dapat memberikan gambaran tentang
efisiensi operasional dan kinerja keuangan perusahaan. Dalam artikel ini, kita
akan membahas pengertian inventory turnover, fungsi pentingnya, dan cara menghitungnya
secara tepat.
Pengertian Inventory Turnover pada
Manufaktur Inventory turnover pada manufaktur adalah ukuran berapa kali
persediaan barang jadi atau bahan baku habis terjual dalam periode tertentu.
Rasio ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa cepat perusahaan dapat
menjual barang dan menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi inventory turnover,
semakin efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya.
Fungsi Penting Inventory Turnover pada
Manufaktur Inventory turnover memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan
manufaktur, antara lain:
- Mengukur efisiensi operasional Inventory
turnover dapat memberikan gambaran tentang seberapa cepat perusahaan dapat
menjual persediaannya. Semakin tinggi inventory turnover, semakin efisien
perusahaan dalam mengelola persediaannya dan menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi.
- Menilai kinerja keuangan Inventory
turnover juga dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan. Perusahaan dengan inventory turnover yang tinggi cenderung
menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan
inventory turnover yang rendah.
- Mengoptimalkan persediaan Dengan
mengetahui inventory turnover yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan
persediaannya dengan cara mengurangi persediaan yang tidak perlu atau
meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang lebih tinggi.
Cara Menghitung Inventory Turnover
pada Manufaktur Untuk menghitung inventory turnover pada manufaktur, gunakan
rumus berikut:
Inventory Turnover = Biaya Barang
Terjual ÷ Jumlah Persediaan
Di mana:
- Biaya Barang Terjual = Total biaya
produksi dan penjualan barang jadi selama periode tertentu
- Jumlah Persediaan = Jumlah persediaan
barang jadi atau bahan baku pada akhir periode tertentu
Contohnya, jika biaya barang terjual
selama periode tertentu adalah Rp 100.000.000 dan jumlah persediaan barang jadi
atau bahan baku pada akhir periode tersebut adalah Rp 20.000.000, maka
inventory turnover pada periode tersebut adalah:
Inventory Turnover = 100.000.000 ÷
20.000.000 = 5
Artinya, persediaan perusahaan habis
terjual dan dihasilkan pendapatan sebanyak 5 kali selama periode tersebut.
Kesimpulan Inventory turnover adalah
rasio keuangan yang penting untuk diukur dalam industri manufaktur karena dapat
memberikan gambaran tentang efisiensi operasional dan kinerja keuangan
perusahaan. Dengan mengetahui inventory turnover yang tepat, perusahaan dapat
mengoptimalkan persediaannya dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Penting untuk mengelola inventaris dengan baik untuk menghindari pengeluaran
yang tidak perlu dan meningkatkan laba. Namun, hal ini tidak mudah dilakukan
karena faktor-faktor seperti permintaan pasar yang fluktuatif, kebijakan stok
yang kurang baik, dan perubahan tren konsumen dapat memengaruhi persediaan dan
mengganggu proses manufaktur.
Untuk mengatasi tantangan tersebut,
perusahaan dapat menggunakan strategi manajemen inventaris yang efektif seperti
Just In Time (JIT) atau Material Requirements Planning (MRP). JIT mengharuskan
perusahaan untuk memproduksi hanya saat ada pesanan dari pelanggan, sementara
MRP menggunakan perhitungan matematis untuk memprediksi kebutuhan bahan baku
dan menghindari kelebihan persediaan.